Akademi Persepakbolaan Plumbon slatan INDRAMAYU
Blog ini dibuat untuk saling berbagi dalam semua kajian dalam kehidupan
Saturday, 9 June 2012
Barclays premier league logo team
Domain Gratis Sob
Semoga apa yang saya inginkan mudah - mudah tercapai menjadi domain[dot]com.. Informasi ini saya dapatkan dari Domain Gratis .. Bagi yang Punya blog baru dan Pengen ganti nama domain [dot] com, [dot] net, atau [dot] org
Ada
cara mudah buat dapetin domain sendiri yang bergengsi plus gratis.
Gimana caranya ? Sobat cukup ngajak/refer 9 temen Sobat buat ikutan
daftar, setelah itu, Sobat langsung bisa milih dari ketiga domain ( [dot] com, [dot] net, [dot] org ) Gratis.
Dari
pada domain sendiri yang premiun atau berbayar, mendingan gratis
dengan sedikit syarat, yang penting syaratnya ngga mbayar . . . Sip deh
. . . .Nah, kalau Sobat pengen coba-coba, ikutin aja tutorial
daftarnya,
Cara Daftarnya :
- Sobat daftar dulu di sini ( dimohon kerja samanya kalau berminat daftar disini)
- Pertama, pilih layanan yang diberikan yaitu, mengajak/ref 9 teman untuk satu domain gratis, atau mengajak 16 teman, untuk 2 domain gratis
- Masukan email dan pasword.. jangan lupa centang dan klik register
- Kemudian, Sobat akan masuk pada halaman pengisian identitas, isi saja seperti biasa,
- Lalu, akan muncul halaman status, karena baru mendaftar maka statusnya masih kosong, maksudnya temennya masih kosong
- Nah, selesailah . . . .(Pada menu 'Your Status' ikutin perintah pada 'click here' )
Semoga setelah anda daftar lewat refrel ane, puasa ente semakin semangat dan diterima sama Allah SWT
Anak Bengal Pun Bisa Berprestasi
Anak Bengal Pun Bisa Berprestasi
Profesi guru bukanlah sebuah profesi sederhana. Guru bukanlah sekadar
penyampai pengetahuan kepada anak didik. Jika hanya mengfungsikan
sebagai penyampai pengetahuan, tentunya guru hanya berposisi sebagai
pengajar. Oleh karena itu, guru mestinya menjiwai profesinya agar dapat
mengendalikan anak didik sehingga mereka benar-benar menjadi pribadi
cerdas dalam balutan kesantunan sikap. Dan di sinilah kesadaran itu
diperlukan.
Sesungguhnya profesi guru memerlukan kekuatan mental dan pengetahuan. Kekuatan mental diperlukan agar guru tidak mudah marah, emosional, atau putus asa. Menghadapi heterogenitas atau kemajemukan anak didik, tentunya guru harus menjaga kesabaran. Maka, guru hendaknya meng-up date pengetahuannya sehingga mampu mengubah situasi pembelajaran menjadi lebih “hidup”.
Pada Tahun Pelajaran 2011-2012 ini, saya ditunjuk oleh kepala sekolah agar menjadi walikelas IX-F. Sebagai bawahan, tentunya saya tidak boleh menolak pemberian tugas dari atasan. Demi menjaga loyalitas dan integritas, saya menerima pelimpahan itu seraya berusaha menunaikannya dengan penuh tanggung jawab. Sebagai langkah awal, saya berusaha mencari informasi tentang kondisi kelas IX-F. Dan hasilnya sungguh membuatku tercengang. Mengapa?
Dari data yang ada, ternyata anak kelas IX-F memiliki “catatan khusus.” Catatan khusus itu berisi catatan tentang kenakalan sewaktu berada di kelas VII dan VIII. Banyak anak didikku terlibat penipuan, pencurian, tawuran, merokok, dan kebut-kebutan. Maka, wajarlah mereka memeroleh predikat sebagai murid paling bodoh dan bengal. Sepertinya pihak sekolah sengaja menempatkan murid-murid bengal itu dalam satu kelas agar tidak mengganggu kelas-kelas lain.
Pada awal tahun pelajaran, saya mengenalkan diri sebagai wali kelasnya. Lalu, saya pun berusaha mengenal mereka satu per satu. Namun, sungguh sikap anak-anak membuat emosiku hampir tersulut. Mereka tidak mengacuhkan status dan pekerjaanku. Mereka justru terlihat ngobrol dengan teman sebangku, lempar-lemparan kertas, meletakkan kepala di atas meja, dan menguap. Benar-benar situasi pembelajaran yang sangat tidak kondusif.
Atas kondisi tersebut, saya pun berusaha mengubah pendekatan pembelajaran. Saya mendekati anak-anak itu satu per satu. Saya mengikhlaskan jam pelajaranku demi mengenal mereka lebih dekat. Bagiku, pengenalan akan memberikan kesan sehingga mereka akan merasa segan dan menghormati gurunya. Sambil berjalan menyusuri kelas, saya menyapa satu per satu. Dari situlah, mereka mulai berani berbicara. Mereka berani menjawab pertanyaan meskipun sering ucapan mereka terkesan kurang sopan. Tak apalah, yang penting anak-anak sudah berani berbicara kepadaku. Pertemuan minggu pertama pun cukup mengesankan karena saya dapat mengenal mereka secara pribadi.
Pada jam istirahat atau tidak mengajar, saya membaca buku induk dan leger. Saya ingin mengetahui latar atau kondisi keluarganya. Dengan membaca buku induk, saya dapat mengetahui profesi orang tua dan tempat tinggalnya. Untuk melengkapi data, saya menelaah buku leger atau buku nilai. Dan sungguh saya teramat terkejut. Ternyata anak-anak kelas IX-F memiliki nilai yang teramat pas-pasan. Rerata nilai mereka berada pada kisaran Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Untuk anak yang memiliki catatan khusus, saya mencatat alamat dan nama orang tuanya. Dari sinilah, saya mulai berpikir tentang strategi pembelajaran dan posisi sebagai wali kelas.
Sebagai langkah awal, saya menggunakan video motivasi. Saya memanfaatkan teknologi untuk menyadarkan kebengalan anak-anakku. Kebetulan video itu berisi olimpiade orang-orang cacat atau paraolympiad. Video itu menggambarkan perjuangan para atlet agar dapat meraih medali. Karena mereka cacat fisik, sering peserta paraolimpic itu terjatuh. Dan ketika terjatuh itulah, saya berkata, “Mereka cacat dan jatuh, tetapi mereka selalu bangkit dan terus berjuang. Apakah kalian tidak malu?”
Ternyata pemutaran video itu memberikan efek positif. Anak didikku yang dikenal bengal dan urakan tiba-tiba terdiam. Mereka menundukkan kepala. Bahkan, anak didikku yang putri terlihat berlinang air mata. Dan ini adalah kesempatan emas bagiku untuk menguatkan kesan ke dalam sanubarinya. Maka, saya pun berujar, “Orang tua kalian bekerja membanting tulang agar dapat membiayai sekolahmu. Lalu, apakah kalian tidak merasa berdosa karena sering membolos dan bermalas-malasan?”
Dan terpekiklah tangisan-tangisan anak-anakku. Kelas pun menjadi hening dan benar-benar menyayat karena tangisan-tangisan anak-anakku. Saya memandangi anak-anakku satu per satu. Tak satu pun anak-anakku berani memandang lurus ke depan kelas. Rerata mereka tertunduk dengan mata sembab karena linangan air mata. Pada pagi itu, saya membiarkan anak-anakku menangis sesenggukan. Saya membaca bahwa anak-anakku mulai menyadari bahwa kelakuan mereka selama ini adalah salah. Usai bel berbunyi, saya pun menutup pelajaran sambil berpesan, “Anak-anak, saya akan berkunjung ke rumah kalian. Tunggulah kedatanganku!”
Kebetulan saya bertempat tinggal dekat dengan sekolah. Murid-muridku adalah tetanggaku sehingga saya juga mengenal orang tuanya. Rerata orang tua muridku memang merantau ke Jakarta atau kota besar lainnya. Oleh karena itu, saya tidak memerlukan hari khusus untuk mengadakan home visit atau kunjungan ke rumah murid. Maka, hampir setiap sore saya berusaha meluangkan waktu untuk berkunjung ke rumah mereka. Dan hasilnya sungguhlah mengesankan: rerata orang tuanya kurang memedulikan belajar anaknya karena mereka – orang tuanya – tidak berada di rumah. Di sinilah, saya mendapatkan informasi yang teramat berarti bagi penerapan strategi pembelajaran agar tercipta suasana yang kondusif dan menyenangkan.
Menghadapi kondisi anak yang bengal dan bodoh karena kemiskinan perhatian orang tua tentu diperlukan kematangan berpikir. Maka, saya pun berusaha menggunakan media yang ada di sekolah dan fasilitas yang saya miliki. Karena sekolah sudah memiliki fasilitas hot spot, saya sering menampilkan pembelajaran langsung dengan menggunakan internet. Sebagai contoh, saya menggunakan video berita televisi untuk pembelajaran mendengarkan pembacaan berita. Saya menggunakan rekaman wawancara untuk pembelajaran kompetensi berbicara dan menarasikan dialog interaktif. Karena pembelajaran berlangsung secara live, kelas pun menjadi hidup. Anak-anak terlihat senang dan bergairah. Karena mereka sudah bersemangat, saya pun memasukkan nilai-nilai motivasi di sela-sela pembelajaran. Dan hasilnya sungguhlah teramat mengagumkan.
Menurut catatanku sebagai guru dan wali kelasnya, terjadi peningkatan pemerolehan nilai pada setiap kesempatan. Pada waktu dilaksanakan UTS (Ujian Tengah Semester) Gasal, hampir semua anak hanya mendapatkan nilai sebatas KKM. Bahkan, banyak anak memeroleh nilai di bawah KKM. Lambat laun, prestasi itu merangkak naik. Ketika dilaksanakan Ujian Akhir Semester (UAS) Gasal, lima anakku menjadi peraih nilai terbaik di kelas IX paralel.
Prestasi itu terus melejit. Pada try out tahap 1, memang hanya 2 anak yang dinyatakan lulus. Namun, anak yang lulus berubah menjadi 12 dan 20 pada try out tahap 2 dan 3. Puncak prestasi terjadi pada pengumuman hasil UN kemarin (2 Juni 2012). Semua anakku lulus. Bahkan, dua anakku menjadi juara 1 dan 5 paralel atas nama Kristanto dan Nova Abdul Khobar. Kegembiraanku makin bertambah karena 4 anakku meraih nilai Bahasa Indonesia terbaik se-Kabupaten Sragen, yakni 9,8. Saya jamin bahwa perolehan nilai itu 100% jujur. Sungguh kebahagiaan guru terbaca pada keberhasilannya memberikan layanan pendidikan yang humanis kepada anak didiknya. Selamat berjuang, anak-anakku. Mudah-mudahan segala cita-citamu dapat tercapai!
Sesungguhnya profesi guru memerlukan kekuatan mental dan pengetahuan. Kekuatan mental diperlukan agar guru tidak mudah marah, emosional, atau putus asa. Menghadapi heterogenitas atau kemajemukan anak didik, tentunya guru harus menjaga kesabaran. Maka, guru hendaknya meng-up date pengetahuannya sehingga mampu mengubah situasi pembelajaran menjadi lebih “hidup”.
Pada Tahun Pelajaran 2011-2012 ini, saya ditunjuk oleh kepala sekolah agar menjadi walikelas IX-F. Sebagai bawahan, tentunya saya tidak boleh menolak pemberian tugas dari atasan. Demi menjaga loyalitas dan integritas, saya menerima pelimpahan itu seraya berusaha menunaikannya dengan penuh tanggung jawab. Sebagai langkah awal, saya berusaha mencari informasi tentang kondisi kelas IX-F. Dan hasilnya sungguh membuatku tercengang. Mengapa?
Dari data yang ada, ternyata anak kelas IX-F memiliki “catatan khusus.” Catatan khusus itu berisi catatan tentang kenakalan sewaktu berada di kelas VII dan VIII. Banyak anak didikku terlibat penipuan, pencurian, tawuran, merokok, dan kebut-kebutan. Maka, wajarlah mereka memeroleh predikat sebagai murid paling bodoh dan bengal. Sepertinya pihak sekolah sengaja menempatkan murid-murid bengal itu dalam satu kelas agar tidak mengganggu kelas-kelas lain.
Pada awal tahun pelajaran, saya mengenalkan diri sebagai wali kelasnya. Lalu, saya pun berusaha mengenal mereka satu per satu. Namun, sungguh sikap anak-anak membuat emosiku hampir tersulut. Mereka tidak mengacuhkan status dan pekerjaanku. Mereka justru terlihat ngobrol dengan teman sebangku, lempar-lemparan kertas, meletakkan kepala di atas meja, dan menguap. Benar-benar situasi pembelajaran yang sangat tidak kondusif.
Atas kondisi tersebut, saya pun berusaha mengubah pendekatan pembelajaran. Saya mendekati anak-anak itu satu per satu. Saya mengikhlaskan jam pelajaranku demi mengenal mereka lebih dekat. Bagiku, pengenalan akan memberikan kesan sehingga mereka akan merasa segan dan menghormati gurunya. Sambil berjalan menyusuri kelas, saya menyapa satu per satu. Dari situlah, mereka mulai berani berbicara. Mereka berani menjawab pertanyaan meskipun sering ucapan mereka terkesan kurang sopan. Tak apalah, yang penting anak-anak sudah berani berbicara kepadaku. Pertemuan minggu pertama pun cukup mengesankan karena saya dapat mengenal mereka secara pribadi.
Pada jam istirahat atau tidak mengajar, saya membaca buku induk dan leger. Saya ingin mengetahui latar atau kondisi keluarganya. Dengan membaca buku induk, saya dapat mengetahui profesi orang tua dan tempat tinggalnya. Untuk melengkapi data, saya menelaah buku leger atau buku nilai. Dan sungguh saya teramat terkejut. Ternyata anak-anak kelas IX-F memiliki nilai yang teramat pas-pasan. Rerata nilai mereka berada pada kisaran Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Untuk anak yang memiliki catatan khusus, saya mencatat alamat dan nama orang tuanya. Dari sinilah, saya mulai berpikir tentang strategi pembelajaran dan posisi sebagai wali kelas.
Sebagai langkah awal, saya menggunakan video motivasi. Saya memanfaatkan teknologi untuk menyadarkan kebengalan anak-anakku. Kebetulan video itu berisi olimpiade orang-orang cacat atau paraolympiad. Video itu menggambarkan perjuangan para atlet agar dapat meraih medali. Karena mereka cacat fisik, sering peserta paraolimpic itu terjatuh. Dan ketika terjatuh itulah, saya berkata, “Mereka cacat dan jatuh, tetapi mereka selalu bangkit dan terus berjuang. Apakah kalian tidak malu?”
Ternyata pemutaran video itu memberikan efek positif. Anak didikku yang dikenal bengal dan urakan tiba-tiba terdiam. Mereka menundukkan kepala. Bahkan, anak didikku yang putri terlihat berlinang air mata. Dan ini adalah kesempatan emas bagiku untuk menguatkan kesan ke dalam sanubarinya. Maka, saya pun berujar, “Orang tua kalian bekerja membanting tulang agar dapat membiayai sekolahmu. Lalu, apakah kalian tidak merasa berdosa karena sering membolos dan bermalas-malasan?”
Dan terpekiklah tangisan-tangisan anak-anakku. Kelas pun menjadi hening dan benar-benar menyayat karena tangisan-tangisan anak-anakku. Saya memandangi anak-anakku satu per satu. Tak satu pun anak-anakku berani memandang lurus ke depan kelas. Rerata mereka tertunduk dengan mata sembab karena linangan air mata. Pada pagi itu, saya membiarkan anak-anakku menangis sesenggukan. Saya membaca bahwa anak-anakku mulai menyadari bahwa kelakuan mereka selama ini adalah salah. Usai bel berbunyi, saya pun menutup pelajaran sambil berpesan, “Anak-anak, saya akan berkunjung ke rumah kalian. Tunggulah kedatanganku!”
Kebetulan saya bertempat tinggal dekat dengan sekolah. Murid-muridku adalah tetanggaku sehingga saya juga mengenal orang tuanya. Rerata orang tua muridku memang merantau ke Jakarta atau kota besar lainnya. Oleh karena itu, saya tidak memerlukan hari khusus untuk mengadakan home visit atau kunjungan ke rumah murid. Maka, hampir setiap sore saya berusaha meluangkan waktu untuk berkunjung ke rumah mereka. Dan hasilnya sungguhlah mengesankan: rerata orang tuanya kurang memedulikan belajar anaknya karena mereka – orang tuanya – tidak berada di rumah. Di sinilah, saya mendapatkan informasi yang teramat berarti bagi penerapan strategi pembelajaran agar tercipta suasana yang kondusif dan menyenangkan.
Menghadapi kondisi anak yang bengal dan bodoh karena kemiskinan perhatian orang tua tentu diperlukan kematangan berpikir. Maka, saya pun berusaha menggunakan media yang ada di sekolah dan fasilitas yang saya miliki. Karena sekolah sudah memiliki fasilitas hot spot, saya sering menampilkan pembelajaran langsung dengan menggunakan internet. Sebagai contoh, saya menggunakan video berita televisi untuk pembelajaran mendengarkan pembacaan berita. Saya menggunakan rekaman wawancara untuk pembelajaran kompetensi berbicara dan menarasikan dialog interaktif. Karena pembelajaran berlangsung secara live, kelas pun menjadi hidup. Anak-anak terlihat senang dan bergairah. Karena mereka sudah bersemangat, saya pun memasukkan nilai-nilai motivasi di sela-sela pembelajaran. Dan hasilnya sungguhlah teramat mengagumkan.
Menurut catatanku sebagai guru dan wali kelasnya, terjadi peningkatan pemerolehan nilai pada setiap kesempatan. Pada waktu dilaksanakan UTS (Ujian Tengah Semester) Gasal, hampir semua anak hanya mendapatkan nilai sebatas KKM. Bahkan, banyak anak memeroleh nilai di bawah KKM. Lambat laun, prestasi itu merangkak naik. Ketika dilaksanakan Ujian Akhir Semester (UAS) Gasal, lima anakku menjadi peraih nilai terbaik di kelas IX paralel.
Prestasi itu terus melejit. Pada try out tahap 1, memang hanya 2 anak yang dinyatakan lulus. Namun, anak yang lulus berubah menjadi 12 dan 20 pada try out tahap 2 dan 3. Puncak prestasi terjadi pada pengumuman hasil UN kemarin (2 Juni 2012). Semua anakku lulus. Bahkan, dua anakku menjadi juara 1 dan 5 paralel atas nama Kristanto dan Nova Abdul Khobar. Kegembiraanku makin bertambah karena 4 anakku meraih nilai Bahasa Indonesia terbaik se-Kabupaten Sragen, yakni 9,8. Saya jamin bahwa perolehan nilai itu 100% jujur. Sungguh kebahagiaan guru terbaca pada keberhasilannya memberikan layanan pendidikan yang humanis kepada anak didiknya. Selamat berjuang, anak-anakku. Mudah-mudahan segala cita-citamu dapat tercapai!
Monday, 4 June 2012
Isaac Newton
Sir Isaac Newton was one of the greatest scientists and mathematicians that ever lived.
He was born in England on December 25, 1643. He was born the same year that Galileo died.
He lived for 85 years.
Isaac Newton was raised by his grandmother. He attended Free Grammar School and then went on to
Trinity College Cambridge. Newton worked his way through college. While at college he became interested in math,
physics, and astronomy. Newton received both a bachelors and masters degree.
While Newton was in college he was writing his ideas in a journal.
Newton had new ideas about motion, which he called his three laws of motion.
He also had ideas about gravity, the diffraction of light, and forces.
Newton's ideas were so good that Queen Anne knighted him in 1705.
His accomplishments
laid the foundations for modern science and revolutionized the world.
Sir Isaac Newton died in 1727.
In this lesson you will develop an understanding of each of Newton's Three Laws of Motion.
First Law of Motion
Saturday, 26 May 2012
KALKULUS
Download Materi Kalkulus LENGKAP
Berikut adalah link untuk
download materi KALKULUS (oleh Danang Mursita)..
Silahkan download..
Silahkan download..
http://www.ziddu.com/download/4501458/1SistemBilanganReal.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501456/2FungsidanGrafik.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501461/3LimitdanKekontinuan.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501460/4LimitTakHingga.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501456/2FungsidanGrafik.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501461/3LimitdanKekontinuan.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501460/4LimitTakHingga.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501457/5TurunanFungsi.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501459/6TurunanFungsiTrigonometri.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501372/7TeoremaRantai.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501367/8TurunanTingkatTinggi.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501373/9FungsiImplisit.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501368/10KemonotonanKurva.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501370/11NilaiEkstrim.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501371/12DalilLHopital.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501374/13IntegralTakTentu.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501459/6TurunanFungsiTrigonometri.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501372/7TeoremaRantai.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501367/8TurunanTingkatTinggi.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501373/9FungsiImplisit.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501368/10KemonotonanKurva.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501370/11NilaiEkstrim.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501371/12DalilLHopital.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501374/13IntegralTakTentu.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501365/14NotasiSigma.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501366/15IntegralTentu.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501369/16LuasDaerah.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501366/15IntegralTentu.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501369/16LuasDaerah.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501104/19FungsiInvers.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501106/20FungsiLogaritmaEksponen.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501107/21FungsiInversTrigonometri.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501109/22FungsiHiperbolik.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501106/20FungsiLogaritmaEksponen.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501107/21FungsiInversTrigonometri.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501109/22FungsiHiperbolik.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501102/24LimitBentukTakTentu.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501100/25IntegralTakWajar.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501108/26BarisanBilangan.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501035/27DeretTakHingga.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501028/28DeretBergantiTanda.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501027/29KonvergenMutlakdanBersyarat.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501032/30DeretKuasa.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501036/31DeretTaylorMaclaurin.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501034/32TurunanIntegralDeretKuasa.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501031/33OrderPers.Differensial.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501033/34PDLinierOrdeSatu.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501029/35PeubahTerpisah.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501030/36PDDenganKeofisienTerpisah.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4500885/37PDLinierOrdeDua.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4500886/38PDLinierOrdeDuaTidakHomogen.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4500892/39Permukaan.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501100/25IntegralTakWajar.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501108/26BarisanBilangan.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501035/27DeretTakHingga.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501028/28DeretBergantiTanda.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501027/29KonvergenMutlakdanBersyarat.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501032/30DeretKuasa.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501036/31DeretTaylorMaclaurin.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501034/32TurunanIntegralDeretKuasa.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501031/33OrderPers.Differensial.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501033/34PDLinierOrdeSatu.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501029/35PeubahTerpisah.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4501030/36PDDenganKeofisienTerpisah.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4500885/37PDLinierOrdeDua.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4500886/38PDLinierOrdeDuaTidakHomogen.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4500892/39Permukaan.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4500887/41IntegralRangkap3.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4500893/42VolumePusatMassa.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4500889/43KoordinatTabungBola.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4500888/44MedanVektor.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4500891/45IntegralGaris.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4500890/46IntegralPermukaan.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4500893/42VolumePusatMassa.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4500889/43KoordinatTabungBola.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4500888/44MedanVektor.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4500891/45IntegralGaris.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/4500890/46IntegralPermukaan.pdf.html
di ambil (copas)
Leonard MangunsongFriday, 25 May 2012
Tema-tema ( themepack or theme ) for windows 7
Friday, 11 May 2012
Hubungan antara manusia dan Tuhan adalah IMAN PERCAYA
Seorang
profesor filsafat yang ateis tengah membahas permasalahan yang ada dalam ilmu
sains tentang Tuhan. Dia meminta salah seorang siswa barunya untuk berdiri
dan..
Profesor : Apakah kamu seorang Muslim?
Siswa : Ya, pak.
Prof. : Kamu percaya Tuhan?
Siswa : Tentu saja, pak.
Prof. : Apakah Tuhan baik?
Siswa : Pasti.
Prof : Apakah Tuhan maha kuasa?
Siswa : Ya.
Prof : Kakak saya meninggal karena kanker padahal dia berdoa agar Tuhan menyembuhkannya. Kebanyakan dari kita akan berusaha menyembuhkan sesama kita yang sakit. Tetapi Tuhan tidak. Apakah ini berarti Tuhan baik? Hmm?
(Siswa ini terdiam.)
Prof : Kamu tak dapat menjawabnya, kan? Mari kita ulangi lagi, anak muda. Apakah Tuhan baik?
Siswa : Ya.
Prof : Apakah setan baik?
Siswa : Tidak.
Prof : Setan berasal dari mana?
Siswa : Dari .. Tuhan ..
Prof : Itu betul. Katakan padaku, apakah ada setan dan kejahatan di dunia ini?
Student : Ya.
Prof : Kejahatan ada di mana-mana, betul? Dan Tuhan menciptakan segalanya. Benar?
Siswa : Ya.
Prof : Jadi siapa yang menciptakan kejahatan?
(Siswa ini tidak menjawabnya.)
Prof : Apakah ada penyakit? Kemerosotan moral? Kebencian? Kejelekan? Semua hal-hal buruk ini ada di dunia, benar?
Siswa : Benar, pak.
Prof : Jadi, siapa yang menciptakan itu semua?
(Siswa ini kembali terdiam.)
Prof. : Ilmu pengetahuan mengatakan manusia memiliki 5 indera untuk mengidentifikasi dan mengamati lingkungan sekitarnya. Katakan padaku, … Apakah kamu pernah melihat Tuhan?
Siswa : Tidak, pak.
Prof. : Ceritakanlah, apakah kamu pernah mendengar Tuhanmu?
Siswa : Tidak, pak.
Prof. : Apakah kamu pernah merasakan Tuhanmu, mengecap Tuhanmu, mencium Tuhanmu? Apakah kamu pernah mengalami keberadaan Tuhan melalui segala persepsi sensormu?
Siswa : Tidak, pak. Saya belum pernah mengalaminya.
Prof. : Tetapi kamu masih mempercayaiNya?
Siswa : Ya.
Prof. : Menurut prosedur pengamatan, pengujian, pembuktian, ilmu pengetahuan mengatakan Tuhanmu tidak ada. Apa pendapatmu?
Siswa : Tidak ada. Saya hanya memiliki iman saya.
Prof. : Ya. Iman. Dan itulah permasalahan bagi ilmu pengetahuan.
Siswa : Professor, apakah panas itu ada?
Prof. : Ya.
Siswa : Dan apakah dingin itu ada?
Prof. : Ya.
Siswa : Tidak, pak. Tidak ada seperti itu.
(Ruang kuliah itu menjadi sangat sunyi saat Sang Profesor mulai tersudut oleh pertanyaan siswa ini.)
Siswa : Pak, Anda dapat memiliki beberapa jenis panas, bahkan lebih panas, super panas, mega panas, panas putih, sedikit panas atau keadaan tanpa panas. Tetapi tidak ada yang namanya dingin. Kita dapat menempuh 458 derajat di bawah nol, yaitu keadaan tanpa panas, tetapi kita tidak dapat melampaui dari batas itu. Dingin itu tidak ada. Dingin hanya perkataan yang kita gunakan untuk menggambarkan suatu keadaan dimana tidak ada panas. Kita tidak bisa mengukur dingin. Panas adalah energi. Dingin bukanlah kebalikan dari panas, pak, hanya suatu keadaan dimana tidak ada panas.
(Siswa lainnya terdiam tanpa sepatah katapun.)
Siswa : Bagaimana dengan kegelapan, Profesor? Apakah kegelapan itu benar-benar ada?
Prof. : Ya. Apalah arti malam bila tidak gelap?
Siswa : Anda salah lagi, pak. Kegelapan adalah absennya sesuatu. Anda punya pencahayaan rendah, pencahayaan normal, pencahayaan terang, pencahayaan yang berkedip…Tetapi bila Anda secara konstan tidak memiliki pencahayaan, Anda tidak memiliki apa-apa dan itulah yang disebut dengan kegelapan, betul? Pada kenyataannya, bukan begitu. Apakah Anda dapat membuat kegelapan menjadi lebih gelap?
Prof. : Jadi apa maksudmu, anak muda?
Siswa : Pak, maksudku dasar filosofi Anda kurang tepat.
Prof. : Kurang tepat? Bisa kamu jelaskan?
Siswa : Pak, Anda mengajar dengan dualitas. Anda berargumen tentang adanya kehidupan lalu mengajar tentang adanya kematian, adanya Tuhan yang baik dan Tuhan yang jahat. Anda memandang Tuhan sebagai sesuatu yang dapat kita ukur. Pak, ilmu pengetahuan bahkan tidak dapat menjelaskan sebuah pemikiran. Ilmu ini memang menggunakan listrik dan magnet, tetapi tidak pernah seorangpun yang melihat atau benar-benar memahami salah satunya. Untuk menilai kematian sebagai kondisi yang berlawanan dengan kehidupan sama saja dengan melupakan fakta bahwa kematian tidak bisa muncul sebagai suatu hal yang substantif. Kematian bukanlah kontradiksi dari hidup, hanya keadaan dimana tiada kehidupan saja. Sekarang katakan padaku, Profesor. Apakah Anda mengajarkan siswa-siswa Anda bahwa mereka berevolusi (Siswa berasal dari kera)?
Prof. : Jika yang kamu maksudkan adalah proses evolusi alami, ya, tentu saja, aku mengajarkannya.
Siswa : Apakah Anda mengamati evolusi itu dengan mata Anda sendiri, pak?
(Sang Profesor menggelengkan kepala dan tersenyum, tampaknya ia mulai menyadari arah pembicaraan ini.)
Siswa : Karena tidak seorang pun pernah mengamati proses evolusi bekerja dan bahkan tidak dapat membuktikan bahwa proses ini tengah berlangsung, apakah Anda tengah mengajarkan pendapat pribadi Anda? Apakah Anda seorang ilmuwan atau penceramah?
(Suasana kelas menjadi gaduh.)
Siswa : Apakah ada dari kelas ini yang pernah melihat otak Profesor?
(Suara tawa para siswa memenuhi ruang kelas itu.)
Siswa : Apakah ada orang yang pernah mendengar otak Profesor, merasakannya, menyentuhnya atau menciumnya? Tampaknya tak seorang pun pernah melakukannya. Jadi, menurut prosedur pengamatan, pengujian dan pembuktian yang disahkan, ilmu pengetahuan mengatakan bahwa Anda tidak memiliki otak, pak. Dengan segala hormat, pak, bagaimana kami dapat mempercayai pengajaran Anda?
(Ruangan itu sunyi. Sang profesor menatap siswa ini, wajahnya menunjukkan dia tidak menduga siswa ini akan berkata demikian.)
Prof. : Saya kira kamu harus mempercayainya, nak.
Siswa : Itulah, pak. Hubungan antara manusia dan Tuhan adalah IMAN PERCAYA. Hanya itu yang membuat segala sesuatunya bergerak dan hidup.
Dari facebook, :)
Profesor : Apakah kamu seorang Muslim?
Siswa : Ya, pak.
Prof. : Kamu percaya Tuhan?
Siswa : Tentu saja, pak.
Prof. : Apakah Tuhan baik?
Siswa : Pasti.
Prof : Apakah Tuhan maha kuasa?
Siswa : Ya.
Prof : Kakak saya meninggal karena kanker padahal dia berdoa agar Tuhan menyembuhkannya. Kebanyakan dari kita akan berusaha menyembuhkan sesama kita yang sakit. Tetapi Tuhan tidak. Apakah ini berarti Tuhan baik? Hmm?
(Siswa ini terdiam.)
Prof : Kamu tak dapat menjawabnya, kan? Mari kita ulangi lagi, anak muda. Apakah Tuhan baik?
Siswa : Ya.
Prof : Apakah setan baik?
Siswa : Tidak.
Prof : Setan berasal dari mana?
Siswa : Dari .. Tuhan ..
Prof : Itu betul. Katakan padaku, apakah ada setan dan kejahatan di dunia ini?
Student : Ya.
Prof : Kejahatan ada di mana-mana, betul? Dan Tuhan menciptakan segalanya. Benar?
Siswa : Ya.
Prof : Jadi siapa yang menciptakan kejahatan?
(Siswa ini tidak menjawabnya.)
Prof : Apakah ada penyakit? Kemerosotan moral? Kebencian? Kejelekan? Semua hal-hal buruk ini ada di dunia, benar?
Siswa : Benar, pak.
Prof : Jadi, siapa yang menciptakan itu semua?
(Siswa ini kembali terdiam.)
Prof. : Ilmu pengetahuan mengatakan manusia memiliki 5 indera untuk mengidentifikasi dan mengamati lingkungan sekitarnya. Katakan padaku, … Apakah kamu pernah melihat Tuhan?
Siswa : Tidak, pak.
Prof. : Ceritakanlah, apakah kamu pernah mendengar Tuhanmu?
Siswa : Tidak, pak.
Prof. : Apakah kamu pernah merasakan Tuhanmu, mengecap Tuhanmu, mencium Tuhanmu? Apakah kamu pernah mengalami keberadaan Tuhan melalui segala persepsi sensormu?
Siswa : Tidak, pak. Saya belum pernah mengalaminya.
Prof. : Tetapi kamu masih mempercayaiNya?
Siswa : Ya.
Prof. : Menurut prosedur pengamatan, pengujian, pembuktian, ilmu pengetahuan mengatakan Tuhanmu tidak ada. Apa pendapatmu?
Siswa : Tidak ada. Saya hanya memiliki iman saya.
Prof. : Ya. Iman. Dan itulah permasalahan bagi ilmu pengetahuan.
Siswa : Professor, apakah panas itu ada?
Prof. : Ya.
Siswa : Dan apakah dingin itu ada?
Prof. : Ya.
Siswa : Tidak, pak. Tidak ada seperti itu.
(Ruang kuliah itu menjadi sangat sunyi saat Sang Profesor mulai tersudut oleh pertanyaan siswa ini.)
Siswa : Pak, Anda dapat memiliki beberapa jenis panas, bahkan lebih panas, super panas, mega panas, panas putih, sedikit panas atau keadaan tanpa panas. Tetapi tidak ada yang namanya dingin. Kita dapat menempuh 458 derajat di bawah nol, yaitu keadaan tanpa panas, tetapi kita tidak dapat melampaui dari batas itu. Dingin itu tidak ada. Dingin hanya perkataan yang kita gunakan untuk menggambarkan suatu keadaan dimana tidak ada panas. Kita tidak bisa mengukur dingin. Panas adalah energi. Dingin bukanlah kebalikan dari panas, pak, hanya suatu keadaan dimana tidak ada panas.
(Siswa lainnya terdiam tanpa sepatah katapun.)
Siswa : Bagaimana dengan kegelapan, Profesor? Apakah kegelapan itu benar-benar ada?
Prof. : Ya. Apalah arti malam bila tidak gelap?
Siswa : Anda salah lagi, pak. Kegelapan adalah absennya sesuatu. Anda punya pencahayaan rendah, pencahayaan normal, pencahayaan terang, pencahayaan yang berkedip…Tetapi bila Anda secara konstan tidak memiliki pencahayaan, Anda tidak memiliki apa-apa dan itulah yang disebut dengan kegelapan, betul? Pada kenyataannya, bukan begitu. Apakah Anda dapat membuat kegelapan menjadi lebih gelap?
Prof. : Jadi apa maksudmu, anak muda?
Siswa : Pak, maksudku dasar filosofi Anda kurang tepat.
Prof. : Kurang tepat? Bisa kamu jelaskan?
Siswa : Pak, Anda mengajar dengan dualitas. Anda berargumen tentang adanya kehidupan lalu mengajar tentang adanya kematian, adanya Tuhan yang baik dan Tuhan yang jahat. Anda memandang Tuhan sebagai sesuatu yang dapat kita ukur. Pak, ilmu pengetahuan bahkan tidak dapat menjelaskan sebuah pemikiran. Ilmu ini memang menggunakan listrik dan magnet, tetapi tidak pernah seorangpun yang melihat atau benar-benar memahami salah satunya. Untuk menilai kematian sebagai kondisi yang berlawanan dengan kehidupan sama saja dengan melupakan fakta bahwa kematian tidak bisa muncul sebagai suatu hal yang substantif. Kematian bukanlah kontradiksi dari hidup, hanya keadaan dimana tiada kehidupan saja. Sekarang katakan padaku, Profesor. Apakah Anda mengajarkan siswa-siswa Anda bahwa mereka berevolusi (Siswa berasal dari kera)?
Prof. : Jika yang kamu maksudkan adalah proses evolusi alami, ya, tentu saja, aku mengajarkannya.
Siswa : Apakah Anda mengamati evolusi itu dengan mata Anda sendiri, pak?
(Sang Profesor menggelengkan kepala dan tersenyum, tampaknya ia mulai menyadari arah pembicaraan ini.)
Siswa : Karena tidak seorang pun pernah mengamati proses evolusi bekerja dan bahkan tidak dapat membuktikan bahwa proses ini tengah berlangsung, apakah Anda tengah mengajarkan pendapat pribadi Anda? Apakah Anda seorang ilmuwan atau penceramah?
(Suasana kelas menjadi gaduh.)
Siswa : Apakah ada dari kelas ini yang pernah melihat otak Profesor?
(Suara tawa para siswa memenuhi ruang kelas itu.)
Siswa : Apakah ada orang yang pernah mendengar otak Profesor, merasakannya, menyentuhnya atau menciumnya? Tampaknya tak seorang pun pernah melakukannya. Jadi, menurut prosedur pengamatan, pengujian dan pembuktian yang disahkan, ilmu pengetahuan mengatakan bahwa Anda tidak memiliki otak, pak. Dengan segala hormat, pak, bagaimana kami dapat mempercayai pengajaran Anda?
(Ruangan itu sunyi. Sang profesor menatap siswa ini, wajahnya menunjukkan dia tidak menduga siswa ini akan berkata demikian.)
Prof. : Saya kira kamu harus mempercayainya, nak.
Siswa : Itulah, pak. Hubungan antara manusia dan Tuhan adalah IMAN PERCAYA. Hanya itu yang membuat segala sesuatunya bergerak dan hidup.
Dari facebook, :)
Subscribe to:
Posts (Atom)