. Akademi Persepakbolaan Plumbon slatan INDRAMAYU: April 2012

CCTV

Plumbon,Indramayu,INDONESIA .. WE'RE THE ONE

Sunday, 22 April 2012

Icon-Icon for Dekstop windows

    • One Piece Manga Jolly Roger Icons by Crountch (20 icons)

    clik to download this file

    Download


     

Asal-usul Bahasa Indonesia


asal muasal bahasa Nasional Indonesia
Bahasa Indonesia mempunyai sejarah jauh lebih panjang daripada Republik ini sendiri. Bahasa Indonesia telah dinyatakan sebagai bahasa nasional sejak tahun 1928, jauh sebelum Indonesia merdeka. Saat itu bahasa Indonesia dinyatakan sebagai bahasa persatuan dan menggunakan bahasa Indonesia sebagai perekat bangsa. Saat itu bahasa Indonesia menjadi bahasa pergaulan antaretnis (lingua franca) yang mampu merekatkan suku-suku di Indonesia. Dalam perdagangan dan penyebaran agama pun bahasa Indonesia mempunyai posisi yang penting.
Deklarasi Sumpah Pemuda membuat semangat menggunakan bahasa Indonesia semakin menggelora. Bahasa Indonesia dianjurkan untuk dipakai sebagai bahasa dalam pergaulan, juga bahasa sastra dan media cetak. Semangat nasionalisme yang tinggi membuat perkembangan bahasa Indonesia sangat pesat karena semua orang ingin menunjukkan jati dirinya sebagai bangsa.
Pada tahun 1930-an muncul polemik apakah bisa bahasa Indonesia yang hanya dipakai sebagai bahasa pergaulan dapat menjadi bahasa di berbagai bidang ilmu. Akhirnya pada tahun 1938 berlangsung Kongres Bahasa Indonesia yang pertama di Solo. Dalam pertemuan tersebut, semangat anti Belanda sangat kental sehingga melahirkan berbagai istilah ilmu pengetahuan dalam bahasa Indonesia. Istilah belah ketupat, jajaran genjang, merupakan istilah dalam bidang geometri yang lahir dari pertemuan tersebut.
Bahasa Indonesia diresmikan pada kemerdekaan Indonesia, pada tahun 1945. Bahasa Indonesia adalah bahasa dinamis yang hingga sekarang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan, maupun penyerapan dari bahasa daerah dan asing. Bahasa Indonesia adalah dialek baku dari bahasa Melayu. Fonologi dan tata bahasa dari bahasa Indonesia cukuplah mudah, dasar-dasar yang penting untuk komunikasi dasar dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu beberapa minggu. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan sebagai pengantar pendidikan di sekolah di Indonesia.
Bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu, sebuah bahasa Austronesia yang digunakan sebagai lingua franca di Nusantara kemungkinan sejak abad-abad awal penanggalan modern, paling tidak dalam bentuk informalnya. Bentuk bahasa sehari-hari ini sering dinamai dengan istilah Melayu Pasar. Jenis ini sangat lentur sebab sangat mudah dimengerti dan ekspresif, dengan toleransi kesalahan sangat besar dan mudah menyerap istilah-istilah lain dari berbagai bahasa yang digunakan para penggunanya.
Bentuk yang lebih formal, disebut Melayu Tinggi, pada masa lalu digunakan kalangan keluarga kerajaan di sekitar Sumatera, Malaya, dan Jawa. Bentuk bahasa ini lebih sulit karena penggunaannya sangat halus, penuh sindiran, dan tidak seekspresif bahasa Melayu Pasar.
Pemerintah kolonial Belanda yang menganggap kelenturan Melayu Pasar mengancam keberadaan bahasa dan budaya. Belanda berusaha meredamnya dengan mempromosikan bahasa Melayu Tinggi, di antaranya dengan penerbitan karya sastra dalam bahasa Melayu Tinggi oleh Balai Pustaka. Tetapi bahasa Melayu Pasar sudah terlanjur diadopsi oleh banyak pedagang yang melewati Indonesia.
Penyebutan pertama istilah “Bahasa Melayu” sudah dilakukan pada masa sekitar 683-686 M, yaitu angka tahun yang tercantum pada beberapa prasasti berbahasa Melayu Kuna dari Palembang dan Bangka. Prasasti-prasasti ini ditulis dengan aksara Pallawa atas perintah raja Sriwijaya, kerajaan maritim yang berjaya pada abad ke-7 dan ke-8. Wangsa Syailendra juga meninggalkan beberapa prasasti Melayu Kuna di Jawa Tengah. Keping Tembaga Laguna yang ditemukan di dekat Manila juga menunjukkan keterkaitan wilayah itu dengan Sriwijaya.
Karena terputusnya bukti-bukti tertulis pada abad ke-9 hingga abad ke-13, ahli bahasa tidak dapat menyimpulkan apakah bahasa Melayu Klasik merupakan kelanjutan dari Melayu Kuna. Catatan berbahasa Melayu Klasik pertama berasal dari Prasasti Terengganu berangka tahun 1303. Seiring dengan berkembangnya agama Islam dimulai dari Aceh pada abad ke-14, bahasa Melayu klasik lebih berkembang dan mendominasi sampai pada tahap di mana ekspresi “Masuk Melayu” berarti masuk agama Islam.
Bahasa Melayu di Indonesia kemudian digunakan sebagai lingua franca (bahasa pergaulan), namun pada waktu itu belum banyak yang menggunakannya sebagai bahasa ibu. Biasanya masih digunakan bahasa daerah (yang jumlahnya bisa sampai sebanyak 360).
Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Di sana, pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, dicanangkanlah penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk negara Indonesia pascakemerdekaan. Soekarno tidak memilih bahasanya sendiri, Jawa (yang sebenarnya juga bahasa mayoritas pada saat itu), namun beliau memilih Bahasa Indonesia yang beliau dasarkan dari Bahasa Melayu yang dituturkan di Riau.
Bahasa Melayu Riau dipilih sebagai bahasa persatuan Negara Republik Indonesia atas beberapa pertimbangan sebagai berikut:
1. Jika bahasa Jawa digunakan, suku-suku bangsa atau puak lain di Republik Indonesia akan merasa dijajah oleh suku Jawa yang merupakan puak (golongan) mayoritas di Republik Indonesia.
2. Bahasa Jawa jauh lebih sukar dipelajari dibandingkan dengan bahasa Melayu Riau. Ada tingkatan bahasa halus, biasa, dan kasar yang dipergunakan untuk orang yang berbeda dari segi usia, derajat, ataupun pangkat. Bila pengguna kurang memahami budaya Jawa, ia dapat menimbulkan kesan negatif yang lebih besar.
3. Bahasa Melayu Riau yang dipilih, dan bukan Bahasa Melayu Pontianak, Banjarmasin, Samarinda, Maluku, Jakarta (Betawi), ataupun Kutai, dengan pertimbangan pertama suku Melayu berasal dari Riau, Sultan Malaka yang terakhir pun lari ke Riau selepas Malaka direbut oleh Portugis. Kedua, ia sebagai lingua franca, Bahasa Melayu Riau yang paling sedikit terkena pengaruh misalnya dari bahasa Cina Hokkien, Tio Ciu, Ke, ataupun dari bahasa lainnya.
4. Pengguna bahasa Melayu bukan hanya terbatas di Republik Indonesia. Pada tahun 1945, pengguna bahasa Melayu selain Republik Indonesia masih dijajah Inggris. Malaysia, Brunei, dan Singapura masih dijajah Inggris. Pada saat itu, dengan menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan, diharapkan di negara-negara kawasan seperti Malaysia, Brunei, dan Singapura bisa ditumbuhkan semangat patriotik dan nasionalisme negara-negara jiran di Asia Tenggara.
Dengan memilih Bahasa Melayu Riau, para pejuang kemerdekaan bersatu lagi seperti pada masa Islam berkembang di Indonesia, namun kali ini dengan tujuan persatuan dan kebangsaan. Bahasa Indonesia yang sudah dipilih ini kemudian distandardisasi (dibakukan) lagi dengan nahu (tata bahasa), dan kamus baku juga diciptakan. Hal ini sudah dilakukan pada zaman Penjajahan Jepang.
Mulanya Bahasa Indonesia ditulis dengan tulisan Latin-Romawi mengikuti ejaan Belanda, hingga tahun 1972 ketika Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dicanangkan. Dengan EYD, ejaan dua bahasa serumpun, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia, semakin dibakukan.

Friday, 20 April 2012

Ciri-Ciri Remaja Di Era Digital

            Ciri remaja di era digital yang keempat adalah perubahan proses belajar. Cara belajar remaja sekarang berbeda dengan remaja tempo doeloe. Dulu remaja belajar sangat mengandalkan peran guru, orangtua dan buku. Biasanya yang disebut belajar itu ketika mendengarkan guru di kelas atau membaca buku. Ada juga orangtua yang mengajar anaknya sendiri. Terkadang ngajar ngaji, bantu kerjain pr atau tugas dari sekolah.
             Semakin canggihnya teknologi membuat perubahan dalam proses belajar. Remaja sekarang sebagai bagian dari generasi digital punya guru yang paling “hebat” dan “setia”. Guru itu selalu memberikan jawaban atas segala pertanyaan. Bahkan resah dan gelisahnya merekapun bisa diberikan solusinya. Bahkan guru ini pun sangat setia menemani dan mendampingi murid-muridnya 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Gak pake cuti dan libur. Ada yang tahu siapa nama guru ini?
              Iya, betul. Namanya pak gugel dan bu gugel, ini kalo lagi tugas di Indonesia. Kalo lagi tugas ke luar negeri namanya jadi Mr. Google and Mrs. Google. Banyak remaja sekarang belajarnya melalui internet. Mereka mencari bahan pelajaran, mengerjakan tugas atau latihan soal untuk ujian. Internet memberikan banyak kemudahan untuk mereka belajar. Banyak sumber belajar yang tak terbatas tersedia dengan gratis. Tidak dibatasi ruang dan waktu. Kapan saja dan dimana saja mereka bisa belajar. Bisa sendirian atau bersama-sama.
              Salah satu dampaknya adalah sebagian remaja segan membuka buku pelajaran yang tebal. Apalagi kalo gaya bahasa, desain dan layoutnya tidak menarik. Mungkin buku tebal itu cuma dipake buat bantal. Remaja tidak begitu suka dengan teks yang banyak dan monochrome (satu warna, biasanya hitam). Mereka lebih suka dengan sedikit teks, ada gambar dan suara. Apalagi kalo gambarnya bisa bergerak dan ada suara musik pengiring. Iya, mereka lebih senang melihat materi pelajaran dalam format audio visual daripada teks.
               Buku pelajaran sekarang sebagian sudah memenuhi tuntutan remaja. Teksnya sudah warna-warni, banyak gambar, desain dan tata letaknya juga sudah enak dilihat. Hal yang perlu diperhatikan lagi adalah cara guru mengajar. Sekarang sudah tidak tepat lagi mengajar hanya menggunakan komunikasi satu arah saja. Guru harus lebih dialogis dan membuka ruang untuk siswa berpendapat dan berkreasi. Guru juga dituntut membuat media pembelajaran dengan menggunakan teknologi terkini.
              Blog yang dibuat guru bisa jadi sarana pembelajaran yang bagus. Para pelajar bisa membaca materi pelajaran kapan dan dimana saja. Tidak harus di dalam kelas. Pekerjaan rumah atau PR bisa dikumpulkan melalui e-mail. Di kelas pun guru bisa kreatif mengajar menggunakan presentasi power point yang disisipi musik pengiring. Kalo bisa membuat animasi atau flash itu lebih baik lagi. Belajar jadi sangat mengasyikkan buat remaja dan guru.
              Hal ini juga harus disadari oleh orangtua. Jangan mengajar atau meminta anaknya belajar dengan cara “jadul”. Biarkan remaja belajar dengan caranya sendiri yang penting diarahkan dan diawasi. Bisa jadi nanti mereka tidak perlu buku tulis dan buku pelajaran yang tebal lagi. Cukup pake pc tablet saja, bahan pelajaran dari guru bisa didownload dan disimpan. Mencatat dan mengerjakan tugas bisa pakai tablet itu. Sekolah cukup menyediakan hot spot di semua ruangan. Guru dan siswa bisa berdiskusi melalui fasilitas chatting atau video conference. Asyik kan, belajar di era digital…

Wednesday, 18 April 2012

faces emotion








Animasi Gerak lucuu (.gif)

DAR derrrr !!! Sound system

HAPPPY BIRTDAYYYY!!!
 PLEMBUNGAN (balon) bahasa.indramayu


 LARIIiii RUN !!! gage MLAYU ...
 Duhhh ya cuma bisa ngayal , ( Modif motor keren.gif)
 Meong !!!! WEEEEEE


TOMKET BAND !!
 ASEAN (asia tenggara) bendera.gif

MATERI BAHASA INDONESIA


Dalam Bahasa Indonesia, ada beberapa kelas kata yaitu :
          1.Kata Kerja (Verba)
          2.Kata Benda (Nomina)
          3.Kata Sifat (Adjektiva)
          4.Kata Keterangan (Adverbia)
          5.Kata Ganti (Pronomina)
          6.Kata Penghubung (Konjungsi)
          7.Kata Depan (Preposisi)

      1.  KATA KERJA (VERBA)
      Kata Kerja bisa diberikan kata tidak
     Contoh :
     1. Kepala Kantor Pertanahan tidak mengadakan rapat hari ni
     2. Petugas loket itu tidak berada di tempat

   Berdasarkan bentuk kata-nya, Verba dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu :
          a.Verba dasar, yaitu verba tanpa imbuhan, Contoh : pergi, hadir, duduk, dsb.
          b.Verba dasar ditambah imbuhan, Contoh : menghadiri, menduduki, membawa, 
              berdiskusi, berbicara, dsb.
          c.Verba menduplikasi, Contoh : berjalan-jalan, membalik-balik, membaca-baca, dsb.
          d.Verba majemuk, Contoh : Cuci mata, Naik Haji, dsb.

   Selain itu, Verba juga bisa menjadi Verba Transitif atau Verba Intransitif.
         a.Verba Transitif : yaitu verba yang memerlukan objek.
         Contoh :
             -Verba monotransitif :  Dia memeriksa berkas
·            -Verba ditrasitif : STPN menyelenggarakan pendidikan Program Diploma I, program 
                                    Diploma IV, dan pendidikan Profesi
         b.Verba Intransitif : yaitu verba yang tidak memerlukan objek.
          Contoh :
             -Mahasiswa baru itu duduk di pendopo
·            -Mahasiswa bermain sepakbola di lapangan

    Sifat verba dalam kaitannya dengan kata lain dapat dikenali dengan melihat fungsi dan jenisnya.
-Melihat Fungsinya :
   Contoh :
·      Membaca merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus.(verba sebagai subjek)
·      Para mahasiswa sedang belajar membidik (verba sebagai objek)
·      Dia merasa bersalah (verba sebagai pelengkap)
·      Keluarga itu pergi berwisata (verba sebagai keterangan)

-Melihat Jenisnya : (dalam hubungan verba-nomina)
         a.Verba aktif : Subjek sebagai sasaran pelaku
                        Contoh : Sekretaris itu mengetik laporan
         b.Verba pasif : Subjek sebagai sasaran atau penderita
                        Contoh : Pegawai yang rajin itu diberi penghargaan

      2.KATA BENDA (NOMINA)
Kata Benda dibedakan atas dasar bentuk dan kategorinya
Berdasarkan bentuknya, nomina dibedakan menjadi :
·         Nomina dasar, contoh : buku, kantor, berkas, kursi, dsb.
·         Nomina turunan, contoh :
                        - menggunakan awalan ke- , contoh : kekasih
                        - menggunakan awalan per- , contoh : pertanda
                        - menggunakan awalan pe- , contoh : penulis
                        - menggunakan awalan peng- , contoh : pengantar
                        - menggunakan akhiran -an , contoh : terbitan
                        - menggunakan awalan peng- dan akhiran -an , contoh : pengumuman
                        - menggunakan awalan per- dan akhiran -an , contoh : perundang-undangan
                        - menggunakan awalan ke- dan akhiran -an , contoh : kedudukan
                        - dsb.

Berdasarkan kategorinya, nomina dibedakan menjadi :
·         Nomina bernyawa dan tak bernyawa
Contoh nomina bernyawa : manusia, kucing, sapi, dsb
Contoh nomina tak bernyawa : berkas, kantor, kunci, dsb
·         Nomina terbilang dan tak terbilang
Contoh nomina terbilang : empat buku, sepuluh lembar kertas, dsb
Contoh nomina tak terbilang : air, awan, tinta, dsb

     3.KATA SIFAT (ADJEKTIVA)
Adjektiva ditandai dengan kata-kata agak, lebih, sangat, paling
Berdasarkan bentuknya, adjektiva dibedakan menjadi adjektiva dasar, adjektiva turunan,
dan adjektiva paduan
       a.Adjektiva Dasar : beberapa contoh adsjektiva dasar : cantik, cerdas, cepat, disiplin, dsb
Contoh :
*              -Pengukuran dengan menggunakan teodolit menghasilkan data yang jauh lebih tepat
                 dari  pada pengukuran dengan menggunakan meteran
*              -Para pegawai yang tidak disiplin mendapat teguran dari atasannya

       b.Adjektiva Turunan : beberapa adjektiva turunan seperti : alami, sungguh-sungguh, dsb
            Contoh :
*              -Hasil foto udara tampak lebih alami
*              -Usaha yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, akan mendapatkan hasil
                 yang memuaskan

       c.Adjektiva Paduan :
    Ajektiva paduan terbagi menjadi dua bagian yaitu :
            1.Adjektiva paduan koordinatif : setiap kata tidak saling menerangkan, seperti : 
                  panjang tangan, murah hati, berkas lengkap, dsb.
                        Contoh : Kepala Kantor mengatakan bahwa berkas lengkap agar 
                                       segera diproses
            2.Adjektiva Subordinatif : salah satu kata menerangkan kata lainnya, seperti : rapi jali, 
                  cantik molek, dsb
                        Contoh : Mahasiswi yang cantik jelita itu ternyata murah hati juga

       4.KATA KETERANGAN (ADVERBIA)
Adverbia memberi keterangan pada verba dan adjektiva.
      Dilihat dari segi bentuknya, adverbia memiliki bentuk tunggal (monomorfemis) dan bentuk jamak (polimorfemis)
*        Termasuk bentuk monomorfemis adalah : hanya, lebih, segera, agak, akan
*        Termasuk bentuk polimorfemis adalah : belum tentu, jarang-jarang, benar-benar, kerapkali, lebih-lebih, mau tak mau, mula-mula, tidak mungkin

Contoh kalimat menggunakan adverbia monomorfemis :
            - Dosen Bahasa Indonesia itu sangat disiplin
            - Petugas Ukur itu hanya melaporkan hasil pengukurannya kepada atasannya

Contoh kalimat menggunakan adverbia polimorfemis :
            - Wartawan itu jangan-jangan datang ke acara wisuda meskipun tidak diundang
            - Mahasiswa yang pandai itu belum tentu bisa berhasil dalam ujian

      5.KATA GANTI (PRONOMINA)
Kata ganti digunakan untuk mengganti kata benda (nomina) sehingga disebut pronomina
dan mengacu pada nomina lain
Pronomina ada tiga macam, yaitu :
- Pronomina persona
- Pronomina penunjuk
- Pronomina penanya

Pronomina persona adalah pronomina yang mengacu kepada orang lain
*        Persona pertama tunggal : aku, saya, daku, -ku
*        Persona pertama jamak : kami, kita
*        Persona kedua tunggal : kau, engkau, anda, kamu, -mu, dikau
*        Persona kedua jamak : kalian, kalian semua, anda sekalian, kamu sekalian
*        Persona ketiga tunggal : ia, dia, beliau, -nya
*        Persona ketiga jamak : mereka, mereka sekalian, mereka semua

Pronomina penunjuk dibagi menjadi dua macam :
*        Pronomina penunjuk umum : ini, itu
*        Pronomina penunjuk tempat : sini, sana, situ

Pronomina penanya ada tiga macam :
*        Pronomina yang menanyakan orang : siapa
*        Pronomina yang menanyakan benda : apa, turunannya : mengapa, kenapa, dengan apa
*        Pronomina yang menanyakan pilihan : mana, turunannya : di mana, dari mana, 
           bagaimana,  kemana, bilamana

Berdasarkan hubungannya dengan nomina, pronomina dibedakan menjadi :
*        Pronomina intratekstual, yaitu pronomina dalam kaitan dengan teks yang sama
                        Contoh : Pak Amin kepala seksi saya yang baru. Pekerjaannya rapi
                         (-nya mengacu ke Pak Amin)
*        Pronomina ekstratekstual, yaitu pronomina dalam kaitan teks yang berbeda
                        Contoh : Saya yang mengetiknya

    Berdasarkan referensinya, ada dua pronomina yaitu pronomina tertentu dan pronomina
tak tentu
*        Pronomina tertentu yaitu pronomina yang mengacu kepada bentuk personal formal Tertentu, misalnya pronomina pertama tunggal (saya, aku), pronomina ketiga tunggal (ia), pronomina ketiga jamak (mereka)
Contoh : 
- Petugas Ukur itu pandai. Ia bisa menghitung dengan cepat
- Pemohon itu bingung. Ia belum tahu cara mengisi formulir permohonan

*        Pronomina tak tentu yaitu pronomina yang tidak mengacu kepada bentuk persona atau benda tertentu, seperti : beberapa, berbagai, seluruh, semua, dsb
Contoh :
- Ada berapa banyak pemohon yang datang hari ini? Ya, ada beberapa orang
- Mahasiswa STPN berasal dari berbagai daerah di Indonesia

    6.KATA PENGHUBUNG (KONJUNGSI)
Konjungsi berfungsi sebagai penghubung bagian-bagian kalimat atau kalimat satu dengan kalimat yang lain. Konjungsi ada dua macam yaitu konjungsi intrakalimat dan konjungsi ekstrakalimat
*        Yang termasuk konjungsi intrakalimat : agar, hingga, sehingga, sedangkan, tetapi, serta, dsb
Contoh :
         §   Petugas Ukur itu bekerja keras hingga menjelang senja
         §   Teodolit itu rusak sehingga tidak bisa dipakai
         §   GPS itu perlu diperbaiki supaya bisa dioperasionalkan kembali

*        Yang termasuk konjungsi ekstrakalimat : jadi, disamping itu, oleh sebab itu, lagipula, walaupun, meskipun, walau begitu, dsb
Contoh :
        §   Kualitas pelayanan pertanahan masih terus perlu ditingkatkan, oleh karena 
             itu segenap jajaran BPN harus berupaya untuk mewujudkannya
        §   Kasus pertanahan itu sangat rumit, sehingga menyulitkan para pihak yang berusaha
             untuk menyelesaikannya

    7.KATA DEPAN (PREPOSISI)
Preposisi adalah kata yang terletak di depan kata lain sehingga membentuk frasa (kelompok kata yang tidak mempunyai subjek maupun predikat)
Preposisi ada dua macam yaitu preposisi dasar dan preposisi turunan
*        Preposisi dasar : di, ke, dari, pada, demi, dsb
Contoh :
       -  Reforma Agraria perlu dilaksanakan demi kemakmuran bangsa
       -  STPN adalah satu-satunya perguruan tinggi kedinasan di Indonesia
*        Proposisi turunan : di alinea, di antara, di atas, ke dalam, di mana, dsb
Contoh :
      -  Penjelasan mengenai sejarah terjadinya konflik pertanahan terdapat di alinea
         pertama pada Bab V laporan ini
     -  Setelah selesai praktikum Ilmu Ukur Tanah, mahasiswa diminta untuk 
        segera mengembalikan teodolit di atas meja ruang pengembalian alat

FRASA
Apa yang dimaksud dengan FRASA ?
Frasa adalah kelompok kata yang tidak ada subjek dan tidak ada predikatnya, atau
gabungan kata-kata yang bersifat non predikatif
Frasa digolongkan menjadi :
       1.frasa verbal,
       2.frasa nominal,
       3.frasa adjectival,
       4.frasa adverbial, 
       5.frasa pronominal

     1.FRASA VERBAL
            Frasa verbal adalah frasa yang dibentuk dengan kata kerja
            Ada 3 macam Frasa Verbal yaitu :
            a. Frasa Verbal Modifikatif
            b. Frasa Verbal Koordinatif
            c. Frasa Verbal Apositif

            a. Frasa Verbal Modifikatif :
                        - Kasubag TU memerintahkan stafnya mengetik kembali laporan bulanan
                        - Kepala Kantor Pertanahan akan menghadiri rapat di kabupaten
   
b. Frasa Verbal Koordinatif :
                        - Petugas ukur itu mengukur dan memetakan bidang tanah
                        - Menurut petugas loket, KTP pemohon bisa ditinggal atau difotocopi
   
c. Frasa Verbal Apositif :
                        - Pekerjaan bendaharawan, membukukan keuangan, membutuhkan ketelitian
                        - Kewajiban pemohon, membayar biaya pengukuran, harus dipenuhi dulu
   
     2.FRASA NOMINAL
Frasa Nominal adalah kelompok kata benda yang dibentuk dengan cara menambah kata-kata pada kata benda itu baik di sebelah kirinya (di depannya) atau di sebelah kanannya (di belakangnya)
            Contoh :
- dua buah alat ukur
            - enam buah bak ukur
            - seorang petugas ukur
            - warkah sepuluh berkas
            - titik poligon banyak
            - patok batas tanah empat buah 

            Ada 3 macam Frasa Nominal yaitu :
            a. Frasa Nominal Modifikatif
            b. Frasa Nominal Koordinatif
            c. Frasa Nominal Apositif

     a.Frasa Nominal Modifikatif, misalnya : enam buah patok, dua buah unting-unting
   Contoh :
       Pasanglah statif dengan tegak dan luruskanlah tali unting-unting pada sebuah titik 
       di bawah teodolit
     b.Frasa Nominal Koordinatif, misalnya, frasa yang tidak saling menerangkan, misalnya : 
        sandang pangan, dunia akhirat
        Contoh :
      Kesejahteraan lahir batin adalah keadaan yang diinginkan setiap insan
     c.Frasa Nominal Apositif, kata-kata tambahan keterangan pada nominal yang dilekati
        Contoh :
       Kepala Seksi SPP Kabupaten A, penerima satya lencana karya satya 20 tahun 
   pada    peringatan 50 Tahun Agraria Nasional, sekarang sudah menjadi Kepala
   Kantor Pertanahan Kabupaten A

    3.FRASA ADVERBIAL
Frasa yang dibentuk dengan keterangan kata sifat
            Ada dua macam frasa adverbial yaitu :
            a. Frasa Adverbial Modifikatif
            b. Frasa Adverbial Koordinatif

       a.Frasa Adverbial Modifikatif, seperti : agak bebas, kurang bagus, begitu indah, dengan
         senang, lebih mulia, dll
                        Contoh : Para anggota panitia A melakukan pemeriksaan tanah dengan teliti
       b.Frasa Adverbial Koordinatif, seperti : kurang lebih, besar kecil, tambah kurang, dll
                        Contoh : Bidang tanah yang tidak teratur itu bentuknya besar kecil

    4.FRASA PRONOMINAL
Frasa yang dibentuk dengan kata ganti
            Ada tiga macam Frasa Pronominal yaitu :
            a) Frasa Pronominal Modifikatif, seperti : kalian semua, mereka itu
            b) Frasa Pronominal Koordinatif, seperti : engkau dan aku, aku dan dia
            c) Frasa Pronominal Apositif, seperti : Pak Ali dan Pak Amir, Para Dosen
           
Contoh Frasa Pronominal Modifikatif :
                        - Kalian berdua akan dipromosikan sebagai Kepala Seksi
            Contoh Frasa Pronominal Koordinatif :
                        - Saya dan dia yang akan mengukur poligon ini
            Contoh Frasa Pronominal Apositif :
                        - Dosen STPN, Pak Slamet dan Pak Deden memberi kuliah Bahasa Indonesia

     5.FRASA ADJEKTIVAL
Frasa yang dibentuk dengan kata sifat sebagai kata inti dengan menambahkan kata lebih sebagai penjelas, misalnya : agak, dapat, harus, paling, dll
Ada tiga macam Frasa Adjektival :
            a) Frasa Adjektival Modifikatif, seperti : bagus sekali, tepat benar
            b) Frasa Adjektival Koordinatif, seperti : aman sentosa, adil makmur
            c) Frasa Adjektival Apositif, seperti : luas dan rata, asli dan sah

Contoh Frasa Adjektival Modifikatif :
-          Proses terbitnya sertipikat itu cepat sekali
Contoh Frasa Adjektival Koordinatif :
-          Para pegawai BPN menginginkan suasana yang aman dan tenteram
Contoh Frasa Adjektival Apositif :
-          Tanah Pak Toni sangat luas dan rata

KLAUSA
Klausa adalah kelompok kata yang mempunyai subjek dan predikat atau kelompok kata yang mempunyai potensi untuk menjadi kalimat
Klausa ada tiga macam yaitu :
            a. Klausa dalam kalimat majemuk setara
            b. Klausa dalam kalimat majemuk bertingkat
            c. Klausa dalam kalimat subordinatif-koordinatif

       a.Klausa Majemuk Setara : masing-masing klausa bersifat koordinatif, sehingga klausa yang
          satu tidak menerangkan klausa lainnya, klausa ini bisa terdiri dari dua klausa atau lebih
                        Contoh :
 - Petugas loket itu memeriksa berkas dan temannya mengarsipkannya
                         - Mahasiswa itu memasang teodilit tetapi temannya tidak membantu

        b.Klausa Majemuk Bertingkat : klausa yang satu menerangkan klausa yang lain, atau klausa
           yang satu bergantung pada klausa yang lain, atau klausa ini terdiri dari induk kalimat dan  
           anak kalimat
Contoh : - Patok itu dibidik  setelah petugas ukur selesai memasang teodolit
                                      induk kalimat                               anak kalimat
           
                        Patok itu dibidik àbisa berdiri sendirisetelah petugas ukur selesai 
             memasang teodolit àtidak bisa berdiri sendiri (kalimat belum selesai)

        c.Klausa dalam kalimat subordinatif-koordinatif : klausa ini merupakan gabungan 
          dalam kalimat majemuk setara dan klausa dalam kalimat majemuk bertingkat, 
           sehingga kalimatnya terdiri dari tiga klausa atau lebih
                  Contoh :
-              Petugas ukur itu tidak bisa melanjutkan pekerjaannya karena hujan lebat sekali dan 
            ia berteduh di rumah yang ada di dekatnya

KALIMAT
 CIRI-CIRI KALIMAT :
            1)  Paling tidak terdiri dari subjek dan predikat
            2)  Predikat transitif diikuti objek dan predikat intransitif tidak diikuti objek
            3)  Memiliki keutuhan pikiran
            4)  Memiliki urutan yang logis artinya disusun menurut fungsinya (S,P,O)
            5)  Mengandung satuan makna dan gagasan yang jelas

BAGIAN-BAGIAN KALIMAT
Seperti diketahui bahwa Kalimat terdiri dari unsur-unsur : Subjek (S), Predikat (P),Objek (O), Pelengkap (Pel), dan Keterangan (Ket).Namun demikian, kelima bagian itu tidak selalu hadir bersama-sama dalam satu kalimat
Kadang-kadang sebuah kalimat bisa hanya terdiri dari S,P,O atau S,P,Ket atau S,P,Pel
     1.Subjek (S) :
adalah komponen pokok dalam sebuah kalimat. Subjek menentukan kejelasan makna kalimat. Penempatan subjek yang tidak tepat dapat mengaburkan makna dalam suatu kalimat

            Fungsi Subjek :
            - membentuk kalimat dasar, kalimat luas, kalimat tunggal, kalimat majemuk
            - memperjelas makna
            - menjadi pokok pikiran
            - membentuk kesatuan pikiran

            Ciri-ciri Subjek :
            - menjawab pertanyaan apa atau siapa
            - dapat didahului kata bahwa
            - berwujud kata atau frasa nominal
            - dapat disertai kata ini atau itu
            - ada pewatas yang
            - kata sifat didahului sang atau si
            - tidak didahului preposisi
            - tidak dapat digabungkan dengan kata tidak

Contoh subjek yang berupa kata
            - Beliau hadir tepat waktu
            - Saatnya makan siang
            - Peta itu sedang direvisi
            - Para pegawai pulang jam 16.00 tiap hari

Contoh subjek yang berupa frasa
            - Kepala Seksi itu jarang datang terlambat
            - Buku tanah itu tersimpan di Kantor Pertanahan
            - Batas sebelah barat tanah itu adalah sungai kecil

         2.Predikat (P) :
            Fungsi predikat :
            - membentuk kalimat dasar
            - merupakan komponen penjelas yaitu menentukan kejelasan pikiran dan makna
             yang terkandung dalam kalimat
            - membentuk kesatuan pikiran
            - sebagai sebutan

Ciri-ciri Predikat :
            - menjawab pertanyaan mengapa dan bagaimana
            - dapat didahului dengan kata tidak atau bukan
            - dapat didahului aspek : akan, sudah, sedang, selalu, hampir
            - dapat didahului modalitas seperti : sebaiknya, seharusnya, mestinya, seyogyanya
            - tidak didahului kata yang
            - dapat didahului kata adalah, ialah, yaitu, yakni
            - dapat berupa nomina, verba, adjektiva, numerik

Contoh predikat berupa kata :
            - Kepala Kantor Pertanahan yang baik itu mencoba terobosan dalam proses
               pensertipikatan tanah
            - Beliau berhasil

Contoh predikat berupa frasa :
            - Petugas Ukur itu sedang memasang teodolit
            - Sekretaris baru itu selalu mengagendakan kegiatan kepala kantor
            - Mahasiswa yang berseragam hitam putih adalah para mahasiswa baru

      3.Objek (O)
Kemunculan objek sangat ditentukan oleh jenis predikatnya. Bila predikatnya berupa verba transitif, seperti verba me .... kan, me .... i, kecenderungannya berobjek
            Fungsi Objek :
            - membentuk kalimat dasar paada kalimat yang predikatnya berupa verba transitif
            - memperjelas makna kalimat
            - membentuk kesatuan pikiran

             Contoh :
-          Dosen itu menjelaskan mengenai tata cara penyusunan skripsi ( SALAH)
-          Dosen itu menjelaskan tata cara penyusunan skripsi (BENAR)
-          Mahasiswa mulai mengumpulkan tentang tugas yang sudah selesai dikerjakan (SALAH)
-          Mahasiswa mulai mengumpulkan tugas yang sudah selesai dikerjakan (BENAR)

      4.Pelengkap (Pel) :
Pelengkap adalah komponen kalimat yang berfungsi melengkapi informasi, melengkapi objek dan melengkapi struktur kalimat
            Ciri-ciri Pelengkap :
-          bukan unsur utama, namun tanpa pelengkap itu kalimat menjadi tidak jelas, serta tidak jelas informasinya
-          berposisi di belakang predikat yang ber kata kerja bukan transitif
  
Contoh :    a. Melengkapi struktur
                                    - STPN merupakan Perguruan Tinggi Kedinasan
                                           S        P                       Pel
                                    - Slamet Muryono menjadi Dosen Bahasa Indonesia
                                                            S             P               Pel
                              b. Mengkhususkan makna Objek
                                    - Kepala Seksi HTPT membawakan stafnya peraturan-peraturan baru
                                                S                       P                       O            Pel
                                    - BPN RI membelikan STPN beberapa teodolit baru
                                            S               P             O                 Pel
     5.Keterangan (Ket)
Keterangan berfungsi melengkapi atau menjelaskan pesan-pesan kalimat. Tanpa keterangan, informasi tidak lengkap dan tidak jelas. Kehadiran keterangan melengkapi tempat, waktu, sebab dalam hal misalnya Surat Undangan, Laporan Praktikum, Laporan PKL, Laporan Penelitian, dll

            Ciri-ciri Keterangan :
            - bukan unsur utama namun tanpa keterangan pesan menjadi tidak lengkap
               misalnya Surat Undangan tanpa keterangan waktu dan keterangan tempat
            - keterangan mengenai tempat bisa diletakkan di awal, tengah atau akhir kalimat
            - dapat berupa : keterangan waktu, tujuan, tempat, sebab akibat, syarat, cara, dsb.
            - dapat berupa keterangan tambahan, tidak dapat menggantikan subjek
   
Contoh :
       - Pada bulan Januari Kepala BPN RI melantik pejabat eselon II (Ket - awal)                           
            - Kepala BPN RI pada bulan Januari melantik pejabat eselon II (Ket - tengah)
            - Kepala BPN RI melantik pejabat eselon II pada bulan Januari (Ket - akhir)

     6.Modalitas :
Modalitas adalah keterangan predikat. Modalitas merubah makna kalimat secara keseluruhan.  Modalitas tertentu dapat merubah kalimat pernyataan : tegas, pasti, ragu, lembut, dsb
Fungsi Modalitas adalah mengubah nada : dari tegas menjadi meragukan atau sebaliknya, dari keras menjadi lembut atau sebaliknya
Ungkapan-ungkapannya antara lain : tentu, seharusnya, sebaiknya, barangkali, mungkin, sering-sering, sungguh
            Contoh :
      -Kalian sungguh beruntung menjadi karyawan BPN RI
      -Para Kepala Seksi barangkali menghadiri rapat kerja di provinsi
      -Petugas Ukur tentu mengerti cara-cara menghitung hasil pengukurannya

STRUKTUR KALIMAT
Kalimat adalah alat atau sarana untuk menyampaikan gagasan, pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain agar dapat dipahami secara gampang dan gamblang.Komunikasi dapat berjalan baik apabila disampaikan dengan menggunakan kalimat yang baik dan benar yaitu kalimat yang mengungkapkan gagasan dengan jelas serta tidak menimbulkan keraguan bagi pembaca dan atau pendengarnya. Untuk keperluan itu, kalimat harus disusun berdasarkan struktur yang benar, gagasan diungkapkan secara singkat, cermat, makna disampaikan secara jelas dan kesatuan berbahasa dijaga. Kalimat yang dibentuk dengan bagian-bagian kalimat seperti S,P,O,Pel,Ket haruslah lengkap dalam arti tidak berupa anak kalimat atau penggabungan anak kalimat
Contoh :
        a.  Dalam rapat RT tadi malam menyepakati bahwa tiap-tiap warga diwajibkan membayar
             iuran tiap bulan sebesar Rp. 5.000,-                     (salah)
             Dalam rapat RT tadi malam disepakati bahwa tiap-tiap warga diwajibkan membayar
             iuran tiap bulan sebesar Rp. 5.000,-                   (benar) ,    atau :
            Rapat RT tadi malam menyepakati bahwa tiap-tiap warga diwajibkan membayar iuran
             tiap bulan sebesar Rp. 5.000,-                   (benar)
           
   b.  Meskipun kita berbahasa Indonesia, tetapi kita masih merasakan betapa sulitnya menulis
        dalam bahasa Indonesia dengan benar                     (salah)
        Meskipun kita berbahasa Indonesia, kita masih merasakan betapa sulitnya menulis dalam
        bahasa Indonesia dengan benar                   (benar) ,   atau :
        Meskipun kita berbahasa Indonesia, masih kita rasakan betapa sulitnya menulis dalam
         bahasa Indonesia dengan benar                    (benar)

Selain tata urutan S,P,O dan seterusnya, perlu diperhatikan pula ketepatan urutan frasa dan atau klausa yang harus disusun secara logis dan sesuai proses
Contoh :
-  Peneliti itu umumnya bertugas melaporkan hasil penelitiannya, menyusun proposal
    dan melakukan penelitian                                (salah dan tidak prosedural)
 Mengapa ?
 karena tata urutan penelitian adalah menyusun proposal, melakukan penelitian, dan
 melaporkan hasil penelitiannya
Kalimat yang betul menjadi :
- Peneliti itu umumnya menyusun proposal, melakukan penelitian, dan melaporkan
   hasil penelitiannya                        (benar, prosedural dan logis)

Ketepatan hubungan antar kalimat harus diperhatikan dalam suatu penulisan
Ini ada kaitannya dengan penggunaan kata penghubung dan ide atau pokok pikiran
yang ingin disampaikan
Contoh :
            - Kepala kantor yang baru itu kaya. Lagi pula beliau cerdas                            salah
Kalimat di atas tidak menerangkan gagasan yang sebanding atau setara yaitu kaya dan
cerdas, sehingga akan lebih baik kalau kalimat itu ditulis :
            - Kepala kantor yang baru itu kaya. Lagi pula beliau dermawan                      benar
Kata kaya lebih cocok dengan kata dermawan dari pada dengan kata cerdas

Kalimat pada prinsipnya berpola tertentu, oleh karena itu penguasaan kalimat akan
memudahkan penggunaan bahasa untuk menyusun kalimat secara gramatikal

POLA KALIMAT
        1.      Kalimat Dasar :
            Kalimat dasar paling tidak memiliki pola S dan P, dengan ciri-ciri sbb :
            a. Kalimat Tunggal (satu S, satu P, satu Pel, satu K);
            b. Sedikitnya : satu S dan satu P;
            c. Selalu dimulai dengan S;
            d. Kalimat aktif;
            e. Dapat menjadi kalimat luas, dengan memperluas S,P,O dan Ket
           
            Contoh :
            - Mereka berkerumun
                   S              P
            - Para Kepala Kantor Pertanahan sedang berbincang-bincang
                                    S                                  P
- Para petugas ukur sedang menghitung hasil pengukurannya masing-masing
                             S                     P                              O
            - Kasubag TU itu membelikan para stafnya baju seragam
                          S                     P                 O                 Pel
            - Para Kakanwil BPN seluruh Indonesia menghadiri pertemuan di Jakarta
                                    S                                  P          O        Ket

Kalimat dasar juga bisa dijadikan kalimat luas untuk suatu kepentingan
Contoh :
            - Saksi ahli di bidang pertanahan yang tegas itu membantah pernyataan pengacara
                        (Kalimat dasarnya : Saksi ahli membantah pernyataan)
            - Sejumlah staf yang rajin bekerja mendapat tanda penghargaan
                        (Kalimat dasarnya : Staf mendapat menghargaan)
            - Para dosen yang hadir diminta menyajikan makalahnya di ruang seminar
                        (Kalimat dasarnya : Dosen menyajikan makalah di ruang seminar)

          2.      Kalimat Majemuk :
            Ada dua macam pola kalimat majemuk yaitu
            a. Kalimat Majemuk Setara
                        1) Kalimat majemuk setara gabungan dengan kata : dan, serta
                         - Kepala Seksi P dan PP memimpin rapat, dan para stafnya memperhatikannya
                        2) Kalimat majemuk setara pilihan dengan kata : atau
                          - Petugas loket akan mengikuti rapat atau melakukan pelayanan pertanahan
                        3) Kalimat majemuk setara dengan urutan kata : kemudian, lantas, selanjutnya
                        - Kepala Kantor datang kemudian pembawa acara membacakan susunan acara
                        4) Kalimat majemuk setara perlawanan dengan kata : tetapi, sedangkan
                          - Masyarakat berharap bisa mendapatkan sertipikat tanah dengan mudah,         
                              sedangkan prosesnya tidak sesederhana yang mereka bayangkan

            b. Kalimat Majemuk Bertingkat
         Kalimat majemuk yang terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat. Hubungan anak kalimat dan induk kalimat bersifat subordinatif. Anak kalimat belum bermakna tanpa kehadiran induknya
Berdasarkan jenis anak kalimatnya, ada 8 macam kalimat majemuk bertingkat


No
Sub Klausa
Penanda
1
keterangan waktu
ketika, waktu, saat, sesudah, sebelum, dsb
2
keterangan sebab
sebab, lantaran, karena
3
keterangan hasil (akibat)
hingga, sehingga, karena
4
keterangan syarat
jika, apabila, kalau, andaikata
5
keterangan tujuan
agar, supaya, demi, untuk, guna
6
keterangan cara
dengan, dalam
7
keterangan kontras
meskipun, walaupun, biarpun
8
Keterangan pengganti nomina
bahwa

Contoh :
  1.Sebelum hujan turun, para petugas ukur telah menyelesaikan pekerjaanya(sub klausa keterangan waktu)
   2.Pengembang itu mulai membangun beberapa unit rumah lantaran status tanahnya sudah jelas (sub klausa keterangan sebab)
   3.Antrian para pemohon di Kantor Pertanahan itu sangat panjang, sehingga mereka harus menunggu lama sekali (sub klausa keterangan akibat)
  4.Apabila para pegawai datang tepat waktu, maka penandatanganan daftar hadir bisa dilakukan dengan tertib                  (sub klausa keterangan syarat)
   5.Agar perkuliahan bisa berjalan dengan baik, dosen dan mahasiswa harus hadir tepat waktu (sub klausa keterangan tujuan)
   6.Dua Perguruan Tinggi itu melakukan kerjasama di bidang penelitian dengan menandatangani Perjanjian Kerjasama (sub klausa keterangan cara)
   7.Para pegawai sudah berada di kantor walaupun waktu baru menunjukan jam 07.00 (sub klausa keterangan kontras)
   8.Pembawa acara mengatakan bahwa upacara telah selesai dan peserta upacara disilahkan meninggalkan lapangan (sub klausa keterangan pengganti nomina)

    3.      Kalimat Efektif :
Kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, padat, jelas dan lengkap.
    o   Dikatakan singkat karena unsur-unsur atau bagian-bagian yang diperlukan saja yang            digunakan
    o   Dikatakan padat karena cukup informasinya tanpa harus selalu mengulang-ulang
    o   Dikatakan jelas karena ditandai dengan kejelasan struktur kalimat
   o Dikatakan lengkap karena gagasan yang terkandung di dalamnya cukup untuk menyampaikan informasi

Kalimat efektif mampu menyampaikan informasi dari penulis atau pembicara kepada pembaca atau pendengar secara tepat

Ciri-ciri kalimat efektif :
            1) keutuhan, kesatuan atau kesepadanan struktur
            2) kesejajaran bentuk kata, struktur kalimat
            3) kefokusan pikiran
            4) kehematan
            5) kecermatan dan kesantunan
            6) kevariasian kata

    a.      KEUTUHAN kalimat efektif ditandai oleh kesepadanan struktur dan makna kalimat, secara gramatikal sebuah kalimat itu mungkin benar, tetapi tidak bermakna
Contoh :
                        - Peserta rapat harap dimatikan telepon genggamnya                         (salah)
                        - Peserta rapat diharap mematikan telepon genggamnya                   (benar)
     b.      KESEJAJARAN juga perlu diperhatikan, yaitu menyangkut kesamaan bentuk kata yang digunakan secara konsisten
Misalnya :       ke-an   keadilan, kemakmuran, kesejahteraan, dsb
                                    me       mengetahui, melapor, menulis, dsb
Contoh :
- Langkah-langkah yang perlu ditempuh mahasiswa dalam penulisan skripsi adalah
a) mengajukan judul,
b) diskusi dengan pembimbing,
c) penyusunan proposal,
d) penelitian,
e) skripsi                (salah)

- Langkah-langkah yang perlu ditempuh mahasiswa dalam penulisan skripsi adalah
a) mengajukan judul,
b) mendiskusikan dengan pembimbing,
c) menyusun proposal,
            d) melakukan penelitian,
e) menulis skripsi                 (benar)
     c.       KEFOKUSAN : pesan penting dijadikan fokus kalimat efektif agar mudah dipahami, jika tidak demikian, komunikasi akan mengalami kegagalan
Contoh :
  -  Pintar mengukur, pintar mengemukakan pendapat dan pintar bersosialisasi adalah modal penting bagi petugas ukur                 (kalimat tidak efektif)
  -  Pintar mengukur, mengemukakan pendapat dan bersosialisasi adalah modal penting bagi petugas ukur               (kalimat efektif)

    d.      KEHEMATAN : bagian-bagian kalimat yang tidak penting harus dihindarkan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga efektivitas kalimat. Perlu dihindari hal-ha sebagai berikut :
         1.      Subjek ganda :
                        Contoh :
                        - Alat ukur itu sudah mahasiswa taruh di tempatnya              (salah)
(kalimat ini memiliki dua subjek, oleh karena itu kalimat ini tidak efektif karena tidak memperhatikan faktor kehematan)
                        - Mahasiswa sudah menaruh alat ukur itu di tempatnya             (benar)

        2.       Penjelasan kata-kata jamak :
                        Contoh :
                        - Panitia A memeriksa data-data yuridis                (salah)
(kalimat ini tidak efektif karena tidak memperhatikan kata-kata jamak, kata data itu sudah dalam bentuk jamak, tetapi umumnya orang menulis data-data)
                        - Panitia A memeriksa data yuridis             (benar)

      3.      Penggunaan bentuk yang tidak singkat : ungkapan bentuk singkat bukan berarti pendek tetapi penggunaan bagian-bagian sesuai fungsinya dan perlu penghilangan bagian yang tidak mendukung kejelasan makna
                        Contoh :
- Kepala Kantor memberikan peringatan kepada stafnya agar datang ke kantor tepat waktu        ( tidak efektif)
- Kepala Kantor memperingatkan stafnya agar datang ke kantor tepat waktu (efektif)

Contoh ungkapan tidak efektif dan efektif
tidak efektif
efektif
memberikan teguran
menegur
mengambil tindakan
menindak
memberikan peringatan
memperingatkan
memberikan kecaman
mengecam
memberikan kritikan
mengkritik
memberikan perhatian
memperhatikan        ...... dsb .....

     e.      KECERMATAN
Pemilihan kata yang tepat akan menghasilkan komunikasi yang baik tanpa gangguan emosional.Inilah yang disebut cermat berbahasa.Pilihan kata bukan didasarkan pada kemerduan suaranya melainkan atas dasar daya ekspresinya. Kata bersinonim belum tentu kata yang satu dapat mengganti kata yang lain
                        Contoh :
                        - Pejabat itu mati                                          (salah)            
                        - Pejabat itu meninggal dunia                     (benar)
                        - Penjahat itu tertembak dan wafat             (salah)
                        - Penjahat iru tertembak dan mati              (benar)

      f.        KESANTUNAN :
Kalimat yang santun mengandung gagasan yang dapat mengembangkan suasana menjadi baik, harmonis dan akrab. Kalimat santun itu tidak berbelit-belit, lugas, singkat dan jelas
            Contoh :
            - Sebagaimana diumumkan bahwa praktikum biasanya dilaksanakan 
               pada hari Senin (tidak tepat)
            - Sebagaimana diumumkan bahwa praktikum dilaksanakan pada hari Senin (tepat)
Makna sebagaimana diumumkan mengandung makna sama dengan biasanya , oleh karena itu pakailah salah satu saja

     g.      KEVARIASIAN :
Struktur diksi (pilihan kata) dan gaya dapat menciptakan variasi kalimat, selama variasi itu tidak menimbulkan kesalah pahaman dalam komunikasi
            Variasi dapat berupa :
1)  Kalimat Berimbang (dalam kalimat majemuk setara)
              - Seorang petugas ukur membidik target, dan yang lain mencatat hasil bacaannya
2)  Kalimat Melepas : perubahan klausa koordinatif menjadi anak kalimat
           - Seorang petugas ukur membidik target, pada saat yang lain mencatat hasil bacaannya
3)  Kalimat Berklimaks : penempatan anak kalimat pada posisi awal
           - Pada saat yang lain mencatat hasil bacaannya, seorang petugas ukur membidik target
4)  Kata keterangan yang bebas, sangat mungkin ditukarkan tempatnya, misalnya 
     di depan, di tengah atau di belakang
                          - Para mahasiswa praktikum tadi pagi           (benar)
                          - Tadi pagi para mahasiswa praktikum          (benar)
5)  Kata keterangan yang terikat tidak boleh ditukarkan tempatnya
                         - Mahasiswa sedang praktikum                       (benar)
                         - Sedang praktikum mahasiswa                      (salah)