. Akademi Persepakbolaan Plumbon slatan INDRAMAYU: 04/20/12

CCTV

Plumbon,Indramayu,INDONESIA .. WE'RE THE ONE

Friday 20 April 2012

Ciri-Ciri Remaja Di Era Digital

            Ciri remaja di era digital yang keempat adalah perubahan proses belajar. Cara belajar remaja sekarang berbeda dengan remaja tempo doeloe. Dulu remaja belajar sangat mengandalkan peran guru, orangtua dan buku. Biasanya yang disebut belajar itu ketika mendengarkan guru di kelas atau membaca buku. Ada juga orangtua yang mengajar anaknya sendiri. Terkadang ngajar ngaji, bantu kerjain pr atau tugas dari sekolah.
             Semakin canggihnya teknologi membuat perubahan dalam proses belajar. Remaja sekarang sebagai bagian dari generasi digital punya guru yang paling “hebat” dan “setia”. Guru itu selalu memberikan jawaban atas segala pertanyaan. Bahkan resah dan gelisahnya merekapun bisa diberikan solusinya. Bahkan guru ini pun sangat setia menemani dan mendampingi murid-muridnya 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Gak pake cuti dan libur. Ada yang tahu siapa nama guru ini?
              Iya, betul. Namanya pak gugel dan bu gugel, ini kalo lagi tugas di Indonesia. Kalo lagi tugas ke luar negeri namanya jadi Mr. Google and Mrs. Google. Banyak remaja sekarang belajarnya melalui internet. Mereka mencari bahan pelajaran, mengerjakan tugas atau latihan soal untuk ujian. Internet memberikan banyak kemudahan untuk mereka belajar. Banyak sumber belajar yang tak terbatas tersedia dengan gratis. Tidak dibatasi ruang dan waktu. Kapan saja dan dimana saja mereka bisa belajar. Bisa sendirian atau bersama-sama.
              Salah satu dampaknya adalah sebagian remaja segan membuka buku pelajaran yang tebal. Apalagi kalo gaya bahasa, desain dan layoutnya tidak menarik. Mungkin buku tebal itu cuma dipake buat bantal. Remaja tidak begitu suka dengan teks yang banyak dan monochrome (satu warna, biasanya hitam). Mereka lebih suka dengan sedikit teks, ada gambar dan suara. Apalagi kalo gambarnya bisa bergerak dan ada suara musik pengiring. Iya, mereka lebih senang melihat materi pelajaran dalam format audio visual daripada teks.
               Buku pelajaran sekarang sebagian sudah memenuhi tuntutan remaja. Teksnya sudah warna-warni, banyak gambar, desain dan tata letaknya juga sudah enak dilihat. Hal yang perlu diperhatikan lagi adalah cara guru mengajar. Sekarang sudah tidak tepat lagi mengajar hanya menggunakan komunikasi satu arah saja. Guru harus lebih dialogis dan membuka ruang untuk siswa berpendapat dan berkreasi. Guru juga dituntut membuat media pembelajaran dengan menggunakan teknologi terkini.
              Blog yang dibuat guru bisa jadi sarana pembelajaran yang bagus. Para pelajar bisa membaca materi pelajaran kapan dan dimana saja. Tidak harus di dalam kelas. Pekerjaan rumah atau PR bisa dikumpulkan melalui e-mail. Di kelas pun guru bisa kreatif mengajar menggunakan presentasi power point yang disisipi musik pengiring. Kalo bisa membuat animasi atau flash itu lebih baik lagi. Belajar jadi sangat mengasyikkan buat remaja dan guru.
              Hal ini juga harus disadari oleh orangtua. Jangan mengajar atau meminta anaknya belajar dengan cara “jadul”. Biarkan remaja belajar dengan caranya sendiri yang penting diarahkan dan diawasi. Bisa jadi nanti mereka tidak perlu buku tulis dan buku pelajaran yang tebal lagi. Cukup pake pc tablet saja, bahan pelajaran dari guru bisa didownload dan disimpan. Mencatat dan mengerjakan tugas bisa pakai tablet itu. Sekolah cukup menyediakan hot spot di semua ruangan. Guru dan siswa bisa berdiskusi melalui fasilitas chatting atau video conference. Asyik kan, belajar di era digital…